Rabu, 19 Maret 2008

Lagi-lagi Kabut Asap





Hanya Keledai Dungu
yang Jatuh di Lubang Sama


BAK
keledai dungu. Begitulah kiranya ungkapan yang diberikan kepada pemerintahan yang ada di Riau. Tak pernah mau belajar dari pengalaman masa lalu dan selalu berkutat setiap waktu dengan masalah yang sama. Namun tak pernah ada solusi dan pemecahaan masalah.

Berkaca dari kasus kabut asap akibat pembakaran lahan. Kini masalah itu mampir kembali di Bumi Lancang Kuning ini. Hampir menjadi kegiatan rutin, usai banjir melanda, maka masyarakat akan dihantam dengan pekatnya kabut asap yang akan merasuk ke dalam rongga paru-paru. Tak pelak lagi, mulai dari bayi yang baru lahir hingga orang tua renta pun kini semaput. Udara dipenuhi karbon¬diksida yang siap mengancam nyawa bila dihirup secara terus menerus. Kejadian yang terus berulang dan memprihatinkan. Fenome¬na apa disebalik kasus kabut asap ini?

Kabut asap, sebuah hasil akibat dibakar atau terbakarnya hutan dan lahan yang cukup luas hingga menimbulkan dampak terpa¬parnya udara sekitar oleh asap pekat. Asap yang tak akan hilang walaupun sumber api disiram air slang. Hanya hujan atau kuasa Allah SWT yang mampu menghilangkan "sumber penyakit" ini. Namun yang menjadi pertanyaan masyarakat, mengapa hal ini terus terjadi dan terus berulang tanpa ada solusi bagaimana cara ini tidak terjadi lagi.

Kabut asap, awalnya menggebrak Riau pada tahun 1995 lalu. Saat itu hampir seluruh wilayah di Riau penuh asap dan jarak pandang pun tembus satu meter. Asap ini bahkan diekspor hingga ke Malaysia, Singapura dan negara tetangga lainnya. Dugaan yang muncul kala itu, kabut asap berasal dari pembakaran lahan untuk perkebunan sawit yang mulai jadi primadona. Hingga saat ini tak ada muncul siapa dalang pembakaran lahan dan orang yang ditangkap oleh pihak berwajib.

Kemudian kejadian ini terus berulang setiap tahunnya. Setiap kasus ini datang, semua orang ribut, dan pemerintah buru-buru melakukan pencegahan sesaat seperti membagikan masker, mengirim¬kan tim pemadaman yang biasa terdiri dari Manggala Agni, Satpol PP, Dinas Kehutanan, Dinas Kebakaran serta unsur pegawai lainnya dibantu pihak kepolisian dan TNI serta organisasi dan masyarakat.

Lalu berbagai janji dan komentar dikeluarkan pejabat menyangkut kabut asap ini. Yang semuanya terkesan "janji palsu" yang membuat masyarakat muak membaca segala macam pernyataan mereka di media massa.

Lalu setelah hujan datang dan kabut asap hilang, maka kasus ini menghilang seiring tidak lagi disusut secara tuntas siapa dalang yang bertanggungjawab terhadap tindakan pidana ini. Yang muncul ke permukaan, hanya ditangkap warga petani biasa yang menurut pihak berwajib "tertangkap tangan" membakar lahan. Semen¬tara dalang utama pembakaran lahan yang diindikasi bertujuan bisnis ini, tak pernah terungkap dan hilang bersama kabut asap tersebut. Hal ini terjadi dan terus terjadi hingga masyarakat hanya bisa pasrah.

Sebaiknya, pemerintah bisa mengambil pelajaran. Jangan me¬nunggu sampai kabut asap muncul lalu baru sibuk kocar-kacir ke lapangan. Sediakan payung sebelum hujan, sebagaimana kata pepa¬tah. Pemerintah harus membuat langkah pencegahan di lapangan dengan menggerakan aparaturnya untuk bekerja dan jangan duduk di belakang meja. Buat program yang tepat bagaimana kabut tak lagi muncul. Kalau bisa ditargetkan tahun "Zero Smoke" di Riau ini.

Termasuk juga aparat kepolisian, yang jangan hanya berpangku tangan menunggu laporan dan kasus saja. Walaupun sering yang jadi alasan adalah personel yang terbatas, namun kabut asap ini bisa jadi prioritas jika Kapolda benar-benar serius. Sebagaimana pada tahun 2007 lalu dimana hampir nihil kabut asap dengan ketegasaan Kapolda Riau yang mengundang pihak terkait dan mengadakan MoU dimana mereka akan bertanggungjawab jika lahan mereka terbakar.

Sudah saatnya warga menikmati udara bersih di tengah hutan Riau yang telah hancur ini. Pemerintah harus bisa memberikan jaminan tersebut. Sebab jika masih saja kasus ini berulang, maka cap keledai dungu memang layak disematkan untuk pemimpin negeri ini.***


2 komentar:

bocah mengatakan...

mohon ijin memuat salah satu foto di rubrik ini pada situs kami, trims

yose rizal mengatakan...

Ya silahkan, asal disebutkan sumber fotonya....