Minggu, 26 Juni 2011





Kali ini Kami Gagal Bung......

Suara azan Maghrib sudah menghilang. Di sore menjelang malam, di nun di kejauhan, sinar lampu warna-warni terlihat indah menyorot angkasa raya. Diantara kerumunan manusia, kami turut berjalan kaki menyusuri jalan mendaki menuju panggung di punggung bukit yang terlihat bersinar dari kejauhan tersebut.

SEBANYAK umat manusia yang bergerak naik ke atas, demikian juga dengan yang turun ke bawah. Mungkin sebagian dari mereka sudah lelah digempur band-band dengan berbagai aliran musik sejak siang tadi. Sehingga memanfaatkan waktu Maghrib untuk beristirahat sejenak ke bawah. Tapi sebagian lainnya malah baru datang dan mengambil moment malam hari untuk menonton pertunjukkan spektakuler dari band-band ternama tanah air. Seperti halnya kami yang memang sengaja menonton pagelaran musik ini pada malam hari.

Lokasi Soundrenaline kali ini, terletak jauh di pinggiran Kota Pekanbaru, tepatnya di Kawasan Hotel Labersa yang sudah berada di daerah Siak Hulu Kabupaten Kampar. Lokasinya agak sedikit tinggi dari kawasan sekitarnya, sehingga hotel Labersa dari kejauhan terlihat seperti berdiri di atas sebuah bukit. Dengan sedikit terangah-engah selama lebih kurang setengah jam, kami berjalan kaki dari lokasi parkir. Ketika sampai di pintu masuk, yang pertama kali kami cari adalah musalla. Namun si penjaga pintu mengarahkan kami ke wilayah hotel yang berada di luar lokasi pentas soundrenaline. Mau tidak mau kami pun terpaksa berjalan kaki ke hotel. Sayup-sayup kami mendengar suara raungan distorsi gitar dari pentas musik.

''Saya seperti mendengar aura musiknya netral,'' kata Dadang, gitaris bobo in the corner saat kami memasuki lobi hotel.

Walaupun saya pun merasakan hal yang sama, namun panggilan kepada tuhan nampaknya tidak bisa ditunda-tunda lagi mengingat hari sudah mulai gelap. Kami sudah terlambat Salat Maghrib dan harus segera menunaikannya. Dan memang, di ruangan musala di lantai basement hotel, sudah tidak terlihat lagi jamaah. Kami berdua pun menghadap sang khalik.

Usai salat, saat kembali berjalan di lobi, para artis yang akan tampil terlihat memenuhi tempat duduk di depan resepsionis hingga duduk-duduk lesehan di tangga masuk. Mulai dari Ipang hingga personel Andra and the backbone terlihat sedang santai bercanda. Saya tawarkan kepada dadang jika ia ingin berfoto dengan idolanya, maka akan saya abadikan. Namun Dadang menolak dan kurang antusias dengan para artis yang berada di lobi tersebut. Kami pun lalu berlalu dan kembali berjalan kaki menuju panggung soundrenaline.

Tiga panggung besar dengan sound yang hinggar bingar dan lamput sorot berwarna-warni menyambut kami saat memasuki arena soundrenaline 2011 ini. Di panggung yang paling besar dengan ribuan kerumunan manusia, terlihat vocalis saint locco bertelanjang dada, berlarian kesana-kemari. Suara distorsi gitar seakan-akan bersahutan-sahutan dengan dentuman drum dan cabikan bass. Teriakan-teriakan penonton pun membahana mengikuti musik. Kami pun kemudian sudah berada di dalam kerumunan manusia yang sudah liar, berlompat-lompatan, jingkrak-jingkrak atau sekadar mengangkat kedua tangan ke atas. Sementara itu, di panggung lainnya, juga sedang beraksi Ello dengan musik popnya yang juga diramaikan umat manusia.

Usai Saint Locco, muncul band rock legendaris Riff menggeber panggung. Keringat penonton pun kembali mengucur. Suasana kembali riuh dengan raungan-raungan suara gitar dengan lengkingan suara si Andi. Saya dan Dadang pun membuka buku panduan yang dibagikan saat membeli tiket. Kami pun melihat dengan teliti kapan Netral tampil. Karena satu-satunya yang menarik hati kami untuk melihat soundrenaline kali ini adalah guna menyaksikan penampilan om bagus cs.

''Disini nampaknya Netral main di stage yang satu lagi, bukan yang disini,'' kata Dadang.

Kami pun berkeliling ke stage-stage lainnya, namun tak terlihat kepala plontos Bagus dengan suara melengkingnya. Kami menduga tentu Bagus akan tampil terakhir karena mereka merupakan grup band senior, tentu diletakkan di bagian paling akhir. Kami pun berkeliling di stand-stand yang berdiri berseliweran. Mulai dari stand penjualan baju, tempat musik, penjual rokok, souvenir, belajar musik dan lainnya. Setelah penat berkeliling, kami pun kembali ke panggung semula. Ternyata yang tampil adalah J-Rock.. Kami pun kembali melihat buku panduan. Disana tertulis, J-Rock tampil setelah Netral. Wah..... kami kecolongan.

''Betul khan firasatku tadi saat kita baru sampai. Yang tampil itu Netral,'' ujar Dadang.

''Ya, kita tunggu saja. Kita lihat usai J-Rock. Tidak mungkin lah Netral tampil lebih dulu dibanding J-Rock,'' kata saya mencoba menenangkan.

Tapi penampilan J-Rock pun tak kalah bagus. Skill permainan gitar dengan lagu-lagu yang mengena di hati pun, membuat sausana tak kalah panasnya. Taburan kilatan lampu-lampu pun membuat penampilan band yang telah rekaman di abey road, tempat the beatles merekam album-album mereka ini, makin menambah semarak suasana malam. Setelah J-Rock turun panggung, ternyata yang tampil malah Changcutter. Band kerempeng ini, sangatlah tidak menarik bagi kami untuk ditonton.

''Nampaknya kali ini kita gagal, dang,'' ungkap saya ketika kami duduk di stand makanan sambil menikmati coca cola dingin.

Yah, kami gagal menonton Netral. Band alternatif nan kocak kesukaan kami. Tapi tidak masalah, karena sebelumnya kami pun sudah pernah menonton aksi trio alternatif ini beberapa waktu lalu. Tapi kegagalan kami kali ini mulai terhibur dengan munculnya Andra and the Backbone yang menghentak-hentak panggung utama.

Tak terasa hari pun sudah merangkak hampir tengah malam. Sementara banyak band-band lain yang belum tampil, seperti slank. Namun kami merasa sudah harus kembali pulang ke rumah. Kami sadar bahwa kami bukan pria bebas lagi. Seorang nyonya dan sang pahlawan hanya berdua di rumah. Pulang larut malam, tidak baik bagi kesehatan. Sampai ketemu di Soundrenaline yang akan datang jika waktu masih memungkinkan...***