Selasa, 10 Maret 2009

Kunjungan Wisata ke Negeri Seribu Pagoda (habis)

Patung kuda di Jatuchak market

Duet dengan penduduk lokal

Suasana dinner di tepi pantai nan romantis

Suan Lum Night Bazaar dipenuhi turis

Berebut foto dengan waria

Depan teater Alzacar Show

Surga Belanja yang Banyak Kabaret Kolosal

Jarum jam di tangan menunjukkan pukul 01.00 dini hari waktu Thailand. Tak ada perbedaan waktu dengan Indonesia. Kawasan Patpong di tengah Kota Bangkok yang dipenuhi ribuan kios dan penuh sesak dengan wisatawan mendadak sunyi. Para pedagang sibuk bekerja membongkar kios-kios mereka yang dibuat dari besi bongkar pasang. Pukul 02.00, otomatis jalanan bersih dari pedagang, tinggal satu-dua bar yang masih buka di kawasan hiburan ini.

SIAPAPUN yang ke Bangkok pasti akan mencari Patpong. Kawasan yang merupakan nama jalan ini memang terkenal dengan bermacam hiburan malamnya. Disamping itu, juga jadi idola para ibu-ibu, khususnya dari Indonesia yang terkenal “gila” belanja itu.

Saya yang menginap di The Montien Hotel, berseberangan dengan lokasi ini sengaja duduk hingga dinihari melihat kondisi kawasan tersebut. Saat matahari terbenam, kawasan disini akan penuh sesak. Bermacam barang dan souvenir dijajakan, dan pembelinya hampir seluruhnya adalah wisatawan. Wajah-wajah bule, Cina dan Indonesia, nampaknya tak asing ditemui di tempat ini.

Menghabiskan malam disini juga menyenangkan. Berbagai macam lokasi tempat minum mulai dari berat hingga ringan tersedia. Namun tak afdol rasanya jika tak berkeliling dulu melihat-lihat barang-barang yang dijajakan.

Thailand menjadi daerah belanja barang-barang murah yang banyak disajikan dalam bentuk pasar rakyat. Hari pertama menginjakkan kaki ke Kota Bangkok, usai makan malam, langsung diajak guide berkeliling Suan Lum Night Bazaar. Pasar rakyat yang hanya buka malam ini, dipenuhi kendaraan-kendaraan yang membawa para wisatawan. Tercatat sekitar 3000 kios menjual bermacam barang, terutama souvenir khas Thailand disini.

Ini baru yang sedang, mau tahu pasar yang terbesar? Jatuchak lah namanya. Dengan moto shopping everyday, select whatever you want, di pasar yang diklaim terbesar di Asia ini, semua barang dijual. Mulai dari yang nampak hingga yang tak tampak. Apa itu barang yang tak tampak, mungkin anda akan berpikir-pikir. Barang yang tak tampak itu ternyata jimat. Segalanya dijual disini hingga ada binatang peliharaan segala. Tercatat sebanyak 10 ribu kios memenuhi kawasan ini. Jika dikelilingi maka kaki akan bengkak. Dan hati-hati, kita akan tersesat dan akan lupa jalan masuk jika asyik dengan suasana.

Saya yang mencoba menjelajahi pasar ini hingga ke dalam, tak bisa lagi menemukan jalan keluar tempat bus di parkir. Tak mempan dengan menelpon koordinator rombongan, akhirnya terselamatkan dengan menyewa tuk-tuk dengan harga 40 baht guna mencari lokasi bus yang parkir di depan JJ Mall. Menurut beberapa agen travel yang iktu dalam acara tersebut, mereka sangat berhati-hati jika membawa rombongan ke daerah tersebut, karena akan “keringat darah” mencari jika ada anggota tersesat. Ditambah lagi, jika peserta tak ngerti Bahasa Inggris, alamat akan susah ketemu karena bahasa yang agak dipahami disini setelah bahasa Thai adalah bahasa Inggris.

Kalau membawa uang pun nampak harus banyak jika ingin berbelanja. ‘’Tak bisa sekarung, mungkin sekontainer,’’ canda para wartawan yang ikut rombongan mengingat banyaknya barang menarik dengan harga murah yang ditawarkan.

Masih tak puas dengan pasar tersebut, bisa mengunjungi factory outlet dan bermacam mall. Namun mall agak menarik adalah di Siam Paragon. Di mall ini di lantai dasar terdapat Siam Ocean World, yang katanya akuarium terbesar di Asia. Mirip-mirip Sea World di Ancol, Jakarta. Atau di Royal Garden Plaza Pattaya, yang di lantai atasnya terletak museum Ripleys, believe or not. Semua barang aneh dan langka dipamerkan disini.

Satu hal lagi, selain memiliki bermacam bangunan eksotis, setiap wisatawan di Thailand, selalu disuguhi bermacam pertunjukan kabaret kolosal yang spektakuler.

Di hari kedua kunjungan ke Thailand, sorenya rombongan dibawa melihat pertunjukan spektakuler bernama Siam Niramit. Di kompleks seluas 10 hektare ini terdiri atas kompleks yang dibuat mirip perkampungan warga Siam (Thailand) lengkap dengan contoh orangnya. Kemudian sebuah gedung teater besar berkapasitas 2.000 tempat duduk. Dimana ditampilkan sebuah kabaret spektakuler dan terbesar yang masuk dalam daftar Guiness World tentang kehidupan warga Siam. Para pengunjung yang masuk pun membeli tiket dengan harga akan sama dengan kualitas yang ditontonnya, sebanyak 1.500 baht atau 40 dolar AS per orang atau sekitar Rp600 ribu.

Saya yang mendapat kursi VIP di dalam gedung itu, sempat terkagum-kagum dengan pertunjukkan kolosal yang ditampilkan. Set panggung yang sangat besar, dalam sekejab bisa berubah-ubah latar. Dari latar pagoda, Bperbukitan, kapal besar, perkampungan, istana hingga kondisi waktu hujan petir dimana di dalam ruangan turun hujan lebat serta ada sungai kecil yang dilewati kapal kayu. Sangat spektakuler dan menakjubkan. Pemain dengan kostum-kostum yang wah dan membawa rombongan gajah sekaligus ke atas pentas, menimbulkan decak kagum ribuan penonton. Semua penonton tidak dibolehkan mengambil gambar saat pertunjukkan karena sebelum masuk, semua kamera, handycam dan telepon seluler, wajib dititipkan.

Di lokasi lain, seperti di Noong Nooch, sebuah area taman bunga dan pertunjukkan gajah, juga ditampilkan kabaret zaman kerajaan. Dimana diatas panggung dibuat ring untuk Thai Boxing dengan duel seru sebagai bagian dari pertunjukkan.

Lalu yang jadi jualan menarik lainnya untuk para turis adalah pertunjukan kabaret di Alcazar dan Tifanny Show. Anda mungkin akan terheran-heran dengan pemainnya yang cantik-cantik dan putih mulus. Namun hati-hati, semuanya adalah para waria yang katanya telah berganti kelamin serta memiliki payudara yang mirip perempuan normal. Seorang rekan cewek dari Manado yang duduk disebelah saya saat menonton pertunjukan tak percaya bahwa yang dilihatnya adalah waria. ‘’Wah, cantiknya. Mustahil kalau itu waria,’’ ungkapnya.

Orang-orang akhirnya bisa percaya bahwa yang muncul dalam pementasan adalah betul-betul waria setelah usai pertunjukkan saat penonton bisa berfoto dengan mereka. Setiap kali foto dipungut biaya 40 baht. ‘’Quickly, i have no more time ,’’ ungkap gadis cantik itu dengan suara berat saat seorang wartawan agak lama mengambil foto rekannya yang berpose dengan waria tersebut. Dilihat secara dekat pun, terlihat di bawah bibir sang gadis cantik ini pun masih nampak kumis tipis.

Begitulah Thailand, walaupun memiliki banyak tempat menarik, namun mereka berusaha terus menciptakan tujuan wisata baru yang banyak menarik minat wisatawan untuk melihatnya. Walaupun hanya dengan pertunjukan kabaret dengan pemeran para waria.***

Tidak ada komentar: