Selasa, 10 Maret 2009

Kunjungan Wisata ke Negeri Seribu Pagoda (1)

Siap-siap melaju

Berleha-leha di kursi jemur

Pantai Coral Islands yang putih

Diramaikan turis dan kedai souvenir

Wisata Alam Pattaya yang Menggoda

“Run, run…,” sang pemandu pun berteriak saat speedboat kecil mulai melaju. Kaki pun bergerak cepat melangkah si atas dek kapal yang sauh di tengah laut depan Kota Pattaya. Parasut pun langsung mengembang dan mengangkat tubuh melayang ke angkasa. Perlahan-lahan keindahan pantai Pataya pun terkembang di depan mata.

LAJU speedboat kian cepat hingga membuat tubuh seakan menjadi sebuah layang-layang. Tali yang mengikat di tubuh dan parasut, lalu ditarik kapal cepat, membuat sensasi lain. Teriakan para wisatawan pun terdengar di depan dan belakang. Belasan tubuh lainnya juga melayang dan menikmati keindahan alam laut salah satu kota tujuan wisata di Thailand ini.

Parasailing, demikian nama ajang permainan tersebut. Semua orang boleh ikut. Cukup merogoh kantong 350 Baht (satu bath sekitar Rp400, red) lalu menyebutkan nomor kamar hotel, kita akan mendapatkan tiket dan cap di tangan kiri. Lalu baju pelampung pun diikat dan tubuh diangkat melayang-layang di udara selama 10 menit. Nun jauh dari udara terlihat plang nama raksasa Kota Pattaya di punggung bukit tepi pantai.

Pada kunjungan hari keempat di Thailand pada pekan pertama bulan Maret, Riau Pos bersama rombongan media dan agen travel dari seluruh Indonesia mengunjungi kota wisata kedua yang banyak dikunjungi setelah Kota Bangkok. Dalam acara Fam Trip yang ditaja Tourism Authority of Thailand bersama dengan Air Asia, rombongan disuguhkan bermacam lokasi wisata dan bermacam pertunjukan spektakuler dari 27 Februari hingga 4 Maret. Dari pagi hingga malam hari, pihak penyelenggara berusaha menampilkan wajah wisata di negara yang tak pernah dijajah ini.

Pada kunjungan ke Pattaya, para peserta diberi kesempatan menikmati wisata laut. Usai makan pagi di Hotel Pattaya Center, rombongan diarak berjalan kaki menuju pantai. Lokasi hotel memang terletak di pinggir pantai, sehingga dengan berjalan kaki sudah sampai ke pinggir laut,. Sebuah speedboat putih, telah menunggu dan rombongan satu persatu pun naik. Handuk mandi diberikan sebagai bekal untuk membersihkan diri.

Laju speedboat yang membelah air terhenti ketika berada di tengah laut. Sebuah kapal yang agak besar dengan dek depan terbuka, terlihat sauh di sana dan dipenuhi orang. Satu persatu anggota rombongan pun menaiki kapal ini dan disambut dengan dengan teriakan histeris para wisatawan yang mencoba parasailing. Memang tak banyak peserta yang mencoba parasailing ini, mungkin sebagian agak takut dengan ketinggian. Namun Riau Pos yang mencobanya, merasakan kenikmatan tersendiri saat melihat keindahan alam kota wisata ini dari udara.

Selesai mencoba parasailing, rombongan lalu bertolak menuju Coral Island. Sebuah pulau dengan pantai putihnya yang indah. Laut yang kebiruan, seakan tak mampu menyimpan pasir putih di dalamnya. Ratusan tenda payung dan kursi untuk berjemur telah menyemut di pinggiran pantai. Dengan berjalan di air laut setinggi lutut, kaki pun menjejakkan pasir putih saat speedboad menurunkan kami. Ratusan wisatawan yang berenang, menggoda diri untuk segera melepaskan baju dan terjun ke dalam birunya air.

Tapi ternyata arena jet ski, nampaknya lebih menggoda untuk dicoba. Dengan mengeluarkan uang sebanyal 500 baht, kemudi pun beralih ke tangan. Menjelang mencapai laut lepas, pemandu yang memegang stir. Tapi ketika sudah keluar dari keramaian, maka kita bisa berpacu menekan gas dalam-dalam. Rasanya seperti ajang balap motor, namun dengan media air. Jet ski akan melompat ke angkasa, jika bertemu dengan gumpalan ombak kecil dan tubuh akan melayang di atas air. Bukannya kita yang jadi takut, tapi sang pemandu yang duduk dibangku depan yang memegang erat tubuh kita, mungkin takut terlepas ke laut. Waktu sepuluh menit pun seakan berlalu cepat saat jet ski kembali diarahkan ke tepi pantai. Untuk kaum hawa, nampaknya banana boat jadi pilihan yang banyak dituju. Namun bersiap-siap basah, sang penarik banana boat, akan berusaha membuat para penumpang kapal berbentuk pisang ini agar jatuh air. Tak usah cemas, penumpang dilengkapi pelampung dan akan mengambang setelah terbalik bersama sang banana.

Berenang di birunya air pun jadi pilihan selanjutnya. Manusia dari berbagai ras campur baur di dalam air. Namun wajah yang banyak terlihat adalah dari negara pecahan Uni Soviet, Eropa dan Cina. 

Menurut Tourism Authority of Thailand Indonesia Rep Office, Indra Nugraha, sebelumnya kawasan Coral Island penuh sesak. Kebanyakan dari bule Aussie. Namun mungkin karena resesi global, jumlah bule agak sedikit menurun. ‘’Pantai Coral Island ini memang jadi tujuan wisatawan yang menghabiskan waktu ke Pataya. Beda dengan pantai Pataya, pantai disini lebih alami dan indah,’’ ungkapnya saat menemani Riau Pos berjemur di pinggir pantai.

Menu ala seafood seperti kepiting, udang, ikan, kerang, tak lupa tomyam, jadi santapan siang wajib di pulau ini. Ratusan penjaja souvenir di depan lokasi tempat makan, rupanya lebih menarik banyak minat turis berpakaian minim untuk belanja. 

Lalu kemana lagi lokasi wisata di Pataya ini? Noong Nooch Tropical Garden jadi jawaban selanjutnya.. Dikunjungi lebih dari 2 ribu wisatawan setiap harinya, kawasan seluas 600 Ha ini, membuat rasa penasaran terhadap apa yang ditawarkannya. Ternyata Noong Nooch merupakan sebuah daerah resort taman bunga terutama bermacam palem, pertunjukan atraksi gajah serta kabaret kolosal Thai yang membawa gajah sebagai aktor ke atas panggung.

Pertunjukan akan dilanjutkan dengan menonton atraksi gajah. Gajah-gajah setinggi pohon ini ditonton ribuan pengunjung di sebuah area mirip stadion mini sepakbola. Berbagai macam atraksi mulai dari gajah naik sepeda, melukis, main sepakbola, basket, bowling, melempar pisau, menari hingga melangkahi penonton pun disajikan. Lalu usai atraksi dengan menaiki bus khusus tanpa jendela, pengunjung dibawa berkeliling taman bunga yang ditata indah di area resort tersebut.

‘’Noong Nooch menjadi tempat wajib yang selalu dikunjungi wisatawan Indonesia yang ikut paket tur,’’ ujar Freddy Wuisan dari travel Agent Asia Holiday yang menangani perjalanan tur rombongan.

Belum juga puas, rombongan dibawa melihat Pataya Floating Market. Di lokasi ini dibuat miniatur pasar terapung masyarakat Thai dengan bangunan rumah dimana air dibawahnya. Duplikat tempat ini sangat mirip dengan aslinya dimana pengunjung bisa berbelanja di pedagang di atas perahunya dengan rumah-rumah yang menjajakan berbagai macam souvenir.  

Memasuki senja hari, makan akan malam pun lalu dilakukan di rumah makan seafood di atas laut, tepi pantai Pataya, dengan pemandangan yang eksotis. Memang, tak puas jika hanya menghabiskan waktu tiga hari di Pataya. Ada sebanyak 72 lokasi yang wajib dikunjungi di daerah ini . Rombongan dalam satu hanya bisa mengunjungi kurang lebih lima lokasi. Apalagi jika dalam sebuah kunjungan lokasi wisata, ada anggota yang terlambat menepati waktu yang telah ditentukan. Agenda lain akan molor karena waktu akan habis sia-sia karena lama menunggu.***



Tidak ada komentar: