Minggu, 03 Februari 2008

jangan puja manusia


Rumah AA Gym dilapisi anyaman bambu




Berpose di gang masuk rumah AA Gym



Di depan rumah AA Gym



Mobil-mobil milik AA Gym di garasi


Di Pesantren Daarut Tauhit AA Gym yang terlihat sepi




Masjid Daarut Tauhid yang sejuk


Secuil Kisah di Pesantren AA Gym


Pada suatu ketika, saya berada di Kota Bandung. Di Kota Kembang ini, sejak awal kedatangan saya sudah meniatkan diri untuk mengunjungi dan melihat lebih dekat Pesantren Daarut Tauhid milik AA Gym, seorang ustad yang enggan disebut kiyai yang tersohor itu. Apalagi akhir-akhir ini sang kiyai mendapat hinaan bertubi-tubi dan ditinggalkan para pendengar ceramah setianya, terutama kaum hawa, akibat AA Gym kawin lagi.

KEBETULAN ada satu hari jadwal yang kosong. Saya dari surat kabar Riau Pos bersama rekan saya Sondra dari Dumai Pos, sejak malamnya sudah berencana keesokan hari akan ke Geger Kalong, markasnya AA Gym. Kami menginap di Hotel Bumi Asih yang terletak di Jalan Cimalaya no.1, tepat berada di belakang Gedung Sate. Paginya usai sarapan, kami pun sengaja berjalan kaki dulu berkeliling melihat-lihat Factory Outlet (FO) yang menjual pakaian dan aksesoaris lainnya yang berada tak jauh dari hotel. Usai berbelanja sejenak, kami pun menyetop taksi dan berangkat ke tempat AA Gym bermukim.

Di perjalanan, kami pun berdialog sedikit dengan supir taksi menyangkut perkembangan AA Gym terakhir. Terus terang, saya baru pertama kali mengunjungi pesantren ini. Supir taksi mengatakan bahwa saat ini sudah sedikit orang yang berkunjung. Hal ini tentu saja akibat keputusan AA Gym yang menikah lagi dengan janda muda. Kami dibawa melewati jalan pintas yang kiri-kanannya banyak ditanami pohon. Menurut sang supir, ia sengaja melewati jalan pintas tersebut agar cepat sampai, karena kalau melewati jalan biasa, maka akan lambat sampai karena macet.

Taksi berhenti sebuah jalan sempit yang padat dengan rumah penduduk. Di samping kiri saya lihat sebuah masjid warna hijau dua lantai. "Ya sudah sampai pak,'' kata sang supir. Saya lihat tidak seperti pesantren umumnya yang di beri pagar tembok dan batas. Pesantren ini menyatu dengan rumah yang ada di sekitarnya. Kami pun membayar ongkos taksi yang kalau tak salah sebesar Rp25 ribu saja. Kami turun dan mendongak melihat ke atas. "Masjid Daarut Tauhid" jelas tertulis di depan pintu masjid. Di seberang masjid terlihat sebuah supermarket yang juga dua lantai. Disampingnya terlihat gerbang jalan masuk dengan atap plastik berwarna biru. ''Oo, ini tempatnya pesantern itu,'' kata saya dalam hati.

Berhubung waktu Zuhur telah tiba maka kami pun melaksanakan salat. Barang-barang belanjaan kami simpan ditempat penyimpanan barang samping masjid. Kami pun mengambil wudhu dan menunaikan salat di masjid yang menurut saya menimbulkan kesan sejuk dan damai itu. Usai salat kami pun berkeliling menuju pesantren yang konon selalu tak pernah sepi dikunjungi orang. Tapi suasana siang ini, saat itu bulan Desember 2007, terlihat sepi bahkan terkesan lengang. Kami pun berjalan menyusuri jalan menuju lokasi dalam pesantren. Dibelakang supermarket, tedapat sebuah wartel dan kantor-kantor serta sebuah klinik. Terus ke dalam terlihat areal parkir yang sedikit luas dimana terdapat Darul Jannah, Cotage Daarut Tauhid yang didominasi bangunan kayu pernis dan anyaman bambu. Hanya terlihat beberapa mobil dan sepeda motor yang parkir. Kami pun terus berjalan ke dalam.

Ketika belok ke samping kami juga melihat pondok-pondok sejenis cotage yang dibangun oleh penduduk sekitar. Juga ada tempat pencucian sepeda motor yang telah tutup. Mentok di ujung jalan terlihat bangunan yang sepertinya tempat menginap dan ruangan belajar. Berhubung perut lapar, kami pun singgah di kafe depan tempat parkir untuk makan. Tak ada terlihat manusia di dalamnya. Kami pun sedikit teriak memanggil sang penjaga. Makan disini, seperti layaknya makanan orang jawa, agak manis. Makannya ambil sendiri dan kemudian dibayar sesuai apa yang dimakan. Harganya, ya lumayan murah lah.

Usai makan kami pun menyempatkan diri berkeliling kembali di lokasi yang sepi ini, tak terlihat adanya aktivitas belajar atau santri yang lalu lalang. Kepada pedagang yang menjual VCD dan berbagai aksesoris AA Gym di parkir atas yang saya kunjungi mengatakan bahwa keadaan saat itu memang sepi. Bahkan ia membanting harga 30 persen untuk VCD ceramah AA Gym yang saya beli.

Menurut sang ibu penjual saat saya tanyakan mengapa sepi, mengatakan bahwa dulu ramai karena ada kontrak siaran langsung AA Gym dengan SCTV. Tapi kini kontrak telah habis. ''Saya dengar akan ada lagi kontrak dengan TPI,'' ungkapnya. Ketika disinggung apakh ada kaitannya dengan AA Gym kawin lagi, sang ibu seakan menghindari untuk berpolemik.

Kami pun lalu berjalan ke luar menuju jalan besar. Terlihat di kiri-kanan jalan penuh dengan kios atau toko serta galery yang berhubungan dengan Daarut Tauhid dan AA Gym. Ada toko muslim, penjual makanan, kedai dan pedagang aksesoris. Kami terus mencari-cari rumah AA Gym yang katanya sederhana itu. setelah bertanya kesana-kemari, akhirnya kami diarahkan ke sebuah gang sempit. Di dinding gang terdapat tulisan dan pamflet Daarut Tauhid yang dibuat dengan cat. Di ujung gang kami pun bertemu dengan penjaga rumah. Kami pun sempat berbincang sejenak dengannya. Sang penjaga yang dengan santai duduk di pos yang sekaligus garasi mobil itu, terlihat ramah. Ia menyilakan kami melihat-lihat.

Di garasi terbut terlihat ada dua mobil parkir sebuah citi car merek Toyota dan minibus merek Pregio dan dan di gang ada dua lagi yakni sedang Toyota dan APV. Sementara disamping rumah aa Gym terparkir beberapa sepeda motor termasuk dua kendaraan besar merek Phantom. Kami pun berjakan ke depan rumah aa gym yang dihiasi taman. Rumah AA Gym yang berlantai dua terkesan biasa dengan dinding dilapisi anyaman bambu. Usai berfoto kami pun kembali ke tempat penjaga. Saat itu masuk ke dalam gang sebuah mobil Ford Everest B 99 GN. Turunlah dari dalam mobil istri AA Gym, Teh Nini. Saya melihat ia pulang belanja karena membawa tentengan tas plastik berlogo sebuah mal. Keluar juga anak perempuannya bersama seorang pembantu wanita.

Saat saya tanyakan kepada penjaga dimana istri muda AA Gym, ia mengatakan bahwa istri muda yang bernama Rini tinggal di Jakarta.

''Dimana AA Gym sekarang,'' tanya saya.
"Ada di rumah, tapi sedang istirahat. Kalau mau bertemu nanti ia salat di masjid,'' tuturnya.
Kami lalu duduk sejenak di pos tersebut dan melihat-lihat keadaan sekitar. Ada sebuah studio foto tepat di depan garase, namun tampak tertutup dan tak ada aktivitas. Kami pun pamit dan berjalan keluar. Lalu mampir ke sebuah kedai pakaian muslim. Saat saya tanyakan kepada kasir perempuan jilbab, apakah penyebab sepi karena AA Gym kawin lagi, ia tidak membantahnya. ''Mungkin ada hal yang akan diajarkan aak menyangkut pernikahan itu. Kita lihat saja nanti,'' jelasnya.

Kami pun melangkahkan kaki menuju lantai atas supermarket AA Gym yang menjual berbagai macam buku. Tak lama berada di dalam, sang pegawai bergegas menutup pintu. Saat saya tanyakan kenapa ditutup, ia mengatakan salat Ashar jamaah akan segera dilaksanakan. Kami pun lalu memebeli beberapa VCD dan buku kemudian ikut salat bersama.

Di dalam masjid para jamaah telah ramai, tapi saya tak melihat AA Gym di sana. Namun menjelang salat dilakukan, AA Gym muncul dari depan mimbar dan langsung menjadi imam, Ternyata ada jalan khusus untuknya tanpa perlu masuk melalui pintu depan.
Salat berlangsung khusuk, dan lancar. Namun pada rakaat kedua, A Gym tidak duduk diantara dua sujud dan langsung berdiri. Hal ini membuat beberapa jamah mengucapkan Subhanallah, hingga aak tersadar salah dan kemudian duduk. Usai salat, aak langsung melakukan tausiah. Usai berdoa panjang saya lihat ada santri yang menyalami dan mengatakan kondisi saat itu kepada A Gym. 'Sabar saja, anggap ini sebagai cobaan,'' ungkap AA kepada santri tersebut, dan lalu pergi melalui pintu khusus.

Tak banyak yang kami temui di pesantren ini usai salat hingga akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang ke hotel.
***


Saat sampai di Pekanbaru, saya melihat sebuah proggram Kick Andy di Metro TV. Saat itu AA Gym muncul sebagai pihak yang diwawancarai. Berbagai macam pertanyaan yang sebelumnya juga terbenam di otak saya diutarakan sang pewawancara kepada AA GYM termasuk menyangkut keputusannya kawin lagi.

Apa jawaban AA Gym? Ia mengutarakan hidupnya selama ini seperti mesin dan terus bekerja dan berdakwah tanpa kenal waktu. Hingga anak istrinya pun sering ditinggal dan kurang perhatian. Setiap hari ribuan warga berkunjung ke pesantrennya dan ribuan lainnya ingin bersalaman dan melihat wajahnya. Ia diidolakan dan dipuja seperti seorang raja. Bahkan terkesan ia dikultuskan oleh manusia.

''Saya seperti sebuah gergaji yang terus bekerja tanpa henti. Hingga tibalah saat seperti ini yang menurut saya adalah masa istrirahat sang gergaji untuk menajamkan kembali geriginya,'' jelasnya.

Dilanjutkannya, kawin yang dilakukannya adalah halal dan mengapa dipertanyakan. Ia bahkan mengatakan tidak menduga hal tersebut akan menjadi hal luarbiasa bagi kehidupannya. Dikejar media, dimusuhi para ibu dan terkesan dijauhi. ''Saya lihat ada hikmahnya dan pada suatu saat akan menjadi pelajaran bagi yang lain. Saya banyak mendapat pengalaman berharga dari kejadian ini,'' begitulah kira-kira ungkapnya.
***


Ya, saya lihat begitulah kehidupan. Tak ada manusia yang sempurna. Makanya jangan terlalu berharap banyak dengan yang namanya manusia.
okelah kalau begitu...

Tidak ada komentar: