Senin, 08 Desember 2008

33 Tahun Sudah


Siap-siap...


Intip dulu kadonya..


Hmm...



Raya di Hari Ulang Tahun


Baru sekali ini saya merasakan berulang tahun di hari raya. Diantara kumandang takbir, saya mendapat ucapan selamat ulang tahun dan kecupan di pipi dari istri tersayang. Ah.. makin berkurang jatah hidup di dunia ini.


MUNGKIN karena kebetulan atau entah apa, ulang tahun di hari raya ini jatuh pada hari Senin dimana hari saya dilahirkan 33 tahun yang lalu di sebuah klinik bidan di Kota Duri. Sebagai cucu pertama dari bapak yang merupakan anak tertua di keluarganya. Kalau boleh saya mengira-ngira, mungkin kelahiran saya tersebut penuh pengharapan dan ditunggu-tunggu karena saya cucu pertama dari kedua belah pihak, keluarga bapak dan keluarga ibu. Atau mungkin juga jadi penyatu kedua belah keluarga besar, karena sebelumnya, perkawinan kedua orang tua saya kabarnya ditentang keluarga ibu.

Dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha, sang istri minta diantarkan ke rumah orang tuanya. Seperti biasa, jika hari libur tiba, kami akan week end ke rumah nenek Rakha. Maklum, rumah nenek Rakha luas dan berada tepat di tengah kota. Jadi kami yang tinggal di perumahan dengan ukuran tanah terbatas dan terletak di pinggiran kota, akan menghabiskan waktu jalan-jalan ke pusat perbelanjaan kemudian enjoy di rumah nenek. Dan pada Sabtu kemarin, Rakha dan maminya pun nginap di rumah nenek.

Saya pun jadi tidur di rumah sang nenek. Mengingat Senin sudah hari raya, terpaksa saya memboyong perlengkapan salat berikut bajunya. Paginya, saya sengaja meninggalkan HP saat akan pergi salat. Sementara mami Rakha dan ikut salat. Saya pun berangkat salat sendiri ke masjid Agung An Nur karena sang nenek salat di tanah lapang dekat rumah. Saat pulang, keluarga dari Duri telah menelpon ngucapkan selamat Ultah. Tidak lupa pula Telkomsel pun kirim SMS ultah.

Bagaimana rasanya ultah di hari raya? He. He.. ngantuk. Saya bahkan sempat tertidur di sofa usai makan lontong. Ini mungkin karena berhujan-hujan pulang kerja tengah malamnya. Dan bangun pagi-pagi sekali mengejar Salat Id. Jadi mata pun seakan tak mau kompromi saat perut sudah diisi. Bahkan sampai-sampai saat tidur di sofa. Saat terbangun, ternyata keluarga besar mami Rakha telah berkumpul di rumah nenek.

Setelah kumpul semua, mami Rakha pun mengeluarkan kue ultah yang ternyata telah dipesannya. Saya jadi malu, melihat saat lilin dibakar, hehe, sudah 33 coi. Ya, makin berkuranglah jatah umur hidup didunia ini. Ajang makan kue pun dilakukan diiringi ucapan selamat dari keluarga istri. Sebuah kado pun diberikan khusus dari mami Rakha. Apa isi kadonya? Rahasia lah ya…


Tidak ada komentar: