Jumat, 14 Agustus 2020

Dipeluk Ladyboys hingga Kengerian di Atap Lantai 78



*Catatan Perjalanan Media Trip Amazing Thailand (2)

Selain keindahan pantai dan aneka makan seafood-nya, Pattaya juga terkenal dengan pertunjukkan kabaretnya. Salah satunya adalah Alcazar Kabaret. Dengan tagline A Unique Magical Experience, para pengisi acara atau penari panggung kabaret ini adalah para ladyboys atau waria.

Laporan Yose Rizal, Pattaya

BANYAK yang tidak percaya ketika Riau Pos membagikan foto saat bersama ladyboys pengisi acara Kabaret Alcazar di media sosial, dan mengatakan bahwa mereka itu adalah waria. Sekilas terlihat, mereka seperti cewek pada umumnya dengan dandanan dan senyum layaknya sang miss universe. Bahkan terbilang lebih cantik jika dibandingkan wanita tulen. Namun begitulah waria di Thailand, berkat operasi yang apik dan ciamik, mereka berubah drastis jadi wanita sebagaimana mestinya.

Kami sampai ke lokasi gedung kabaret usai makan malam. Makan malam kami di sebuah restoran tepi pantai Pattaya yang eksotik. Hidangan menu laut, mulai dari udang, cumi, ikan serta lainnya yang disajikan, ludes dalam sekejab. Suasana senja yang indah dengan deburan ombak serta pemandangan gedung bertingkat pusat kota membuat nafsu makan makin bertambah.

Menjelang pukul 7 malam, kami sampai di lokasi pertunjukan. Di parkiran gedung Kabaret Alcazar sudah penuh dengan bus-bus pariwisata yang berjejer. Malam itu, gedung pertunjukan bakal penuh dengan penonton jika melihat jumlah kendaraan di parkiran. Ternyata memang betul. Walaupun pintu dibuka sekitar jam 8 malam, namun penonton sudah berjubel.

Dari raut wajahnya, para penonton kebanyakan terlihat berasal dari negra India dan wilayah sekitarnya serta dari negara China dan Jepang. Namun ada juga wajah-wajah bule dari Amerika dan Eropa Timur.  Dan memang penonton ini adalah wisatawan semua dan tak ada orang lokal. Mungkin saja para wisatawan penasaran dengan pertunjukan para waria ini.

Secara khusus, dua orang waria pengisi acara dengan pakaian seksinya datang menemui kami di lobi depan. Mereka pun kemudian diarahkan berfoto bersama kami di depan poster. Saat foto sesi seorang diri, saya terkejut saat digandeng dan dipeluk seorang ladyboys. Tidak nampak ada raut laki-laki di wajahnya. Dengan dandanan seksi sedikit terbuka, dia dengan tersenyum memeluk saya dan temannya berdiri disamping saya dengan senyum dikulum.

Kami langsung ditemui pihak Manager Alcazar dan disuruh duduk sebentar di ruangan restoran serta diberi souvenir serta DVD kabaret. Setiap pemegang tiket pertunjukkan mendapatkan segelas minuman soda yang bisa dibawa ke dalam gedung. Sebelum penonton lain masuk, melalui pintu khusus kami dipersilahkan ke dalam ruangan dan memilih tempat duduk di VIP. Setelah posisi bagus didapat, pintu penonton dibuka dan dalam sekejab ruangan pertunjukan dan terdiri dari tingkat atas dan bawah pun penuh.

Walaupun sudah pernah menonton kabaret ini, namun saya tak bosan melihat aksi panggung para waria tersbut. Walaupun memang tidak semua pengisi panggung adalah waria, namun ada juga lelaki tulen. Set dekor panggung, permainan cahaya lampu serta pakaian yang dikenakan ditambah aksi panggung mereka, membuat tontonan ini sayang untuk dilewatkan begitu saja. Selama pertunjukan lebih kurang 50 menit, tidak ada penonton yang beranjak dari tempat duduk mereka. Malahan banyak yang ikut bernyanyi, seperti wisatawan Jepang bernyanyi dan berteouk tangan ketika sebuah scene panggung dan nyanyian berasal dari Jepang.

Latar panggung dari Indonesia pun ada yakni rumah Gadang dari Sumatera Barat saat aksi lagu Melayu diperdendangkan. Dan memang banyak tarian baru yang disajikan serta aksi sinar laser serta penari yang menggunakan sepatu roda khusus. Dan saat pertunjukan usai, para penari muncul di samping gedung untuk berfoto bersama penonton. Setiap penonton yang ingin mengabadikan momen bersama waria ini dikenakan biaya 100 baht atau sekitar Rp48 ribu.

Keesokan harinya, agenda lain sudah menanti. Kami check out dari hotel menuju Kota Bangkok. Perjalanan berjalan lancar dan makan siang mengambil tempat di restoran muslim dalam Mal MBK. Sebuah mal tertua yang ada di Kota Bangkok. Selain menjual pakaian dan aneka pernak pernik sebagaimana yang sering kita lihat di mal,disini juga dijual aneka aksesoris dan souvenir khas Thailand. Harganya pun hampir sama dengan harga aneka souvenir yang dijual di pasar tradisional.

Setelah puas berbelanja, tujuan selanjutnya adalah salah satu gedung tertinggi di Bangkok, King Power Mahanakhon. Ini adalah sebuah gedung bertingkat 78 dengan ketinggian 341 meter dari permukaan tanah. Disini dilantai 74 hingga 78, pengunjung bisa melihat Kota Bangkok dari segala sisi di ketinggian. Kami diterima oleh Public Relation Executive King Power Mahanakhon, Moke Promma. Dia menjelaskan secara detil tentang bangunan tersebut.

Untuk menaiki gedung tertinggi ini dikenakan biaya 880 baht atau sekitar Rp423 ribu bagi dewasa dan 250 baht (Rp120 ribu) anak-anak. Sebelum naik ke atas, kami selama 2 menit mencoba parachute virtual reality adventure. Ini adalah permainan dengan memakai helm dan kacamata virtual serta menaiki sebuah model parasut. Tubuh akan ditarik ke atas dan turun ke bawah seperti asli saat permainan dimulai. Untuk biaya karcisnya 250 baht (Rp120 ribu).

Lalu kami menaiki lift menuju lantai 74. Ini merupakan lift tercepat di dunia. Lantai 74 ditempuh dalam waktu 15 detik. Saat lift bergerak kita yang berada dalam lift akan disuguhi tontonan dari semua sisi dinding lift. Di lantai 74, kita bisa berkeliling melihat kota dari segala sisi. Disini tersedia teropong untuk melihat pemandangan serta ada kotak pos paling tinggi di dunia. Disamping kotak pos yang berwarna merah,  tersedia machine box yang menjual kartus pos. Dengan 40 baht atau Rp20 ribu kita mengirim kartu pos dengan berbagai alamat di dunia.

Puas di lantai 74 dilanjutkan ke lantai 78. Disini tersedia bar yang menjual aneka minuman. Juga ada glass tray atau lantai kaca. Hanya pengunjung yang punya nyali berani melewati lantai kaca dengan pemadangan jalan dan gedung-bertingkat tepat di bawah kaki kita. Ada yang berani namun ada yang berteriak-teriak ketakutan saat melewati lantai kaca ketika melihat kebawah. Para pengunjung yang ingin mencoba sky walk ini, harus menitipkan semua barang dan sepatu diberi pembungkus.

Dengan minuman berwarna biru, Riau Pos menaiki rofftop paling tinggi. Disini angin bertiup kencang dan pemandangan kota makin jelas karena langit langsung berada di atas kepala kita. Pagar pembatas hanya dinding kaca setinggi badan. Tersedia tempat duduk melingkar untuk bersantai menikmati minuman dan pemandangan indah semua sudut kota dengan sungai Chao Phraya yang meliuk-liuk membelah Kota Bangkok. Sebuah kengerian sekaligus tantangan dan keindahan yang menjadi satu.(bersambung)

 


Tidak ada komentar: