Senin, 17 Februari 2020

Sensasi Jadi Chef


Dari Media Trip Amazing Thailand (1)

Sensasi Jadi Chef hingga Terpukau Balet  Atas Air
Berkunjung dan berwisata di Negeri Gajah Putih memang sangat menarik. Nampaknya tidak cukup hanya satu kali kita mengunjungi negeri yang sangat welcome dengan para turis ini. Ada apa saja hiburan wisata yang baru di Negeri Gajah Putih ini?

Laporan Yose Rizal, Pattaya

PEKAN kemarin, sayabersama 5 media lain dari Manado, Kalimantan Timur, Makassar, dan Sumatera Selatan, berkesempatan mengunjungi berbagai obyek wisata yang baru dibuka di Thailand, tepatnya di Kota Pattaya dan Bangkok. Kami mengambil titik kumpul di bandara Soekarno/Hatta dan kemudian bertolak ke Bangkok dengan Thai Airways. Rombongan media ini didampingi langsung oleh Direktur Tourism Authority of Thailand (TAT) Jakarta Mr. Sophon Tantayotai atau kami sapa dengan Kun So serta Public Relation TAT Stephanie Valencia. Perjalanan via udara dari Jakarta memakan waktu sekitar 3 jam. Setibanya di bandara Suvarnabhumi, Bangkok, rombongan sudah ditunggu Ms. Nutchaya (Bum). Ms Bun ini adalah tour guide selama kami di Thailand.

Sampai di Bangkok, perjalanan kembali dilanjutkan ke Kota Pattaya. Sebuah kota wisata yang sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Dunia hiburan malam di kota ini sangat ramai dan hidup hingga jelang pagi hari. Namun bukan wisata ini yang akan kami kunjungi, melainkan wisata keluarga yang eksotik dan menarik. Perjalanan kami lakukan dengan menggunakan van yang melaju kencang di jalan tol Bangkok-Pattaya. Sempat singgah saat makan malam di rest area yang menyediakan berbagai macam makanan franchise terkenal di toko yang berjejeran di kiri kanan jalan dalam kawasan tersebut. Sampai di Pattaya hari sudah malam. Kota ini makin malam terlihat makin bersinar dengan kerlap kerlip lampu di berbagai bar dan tempat hiburan di setiap sudut jalan.

Rombongan dibawa menginap di Hotel Grande Center Point Pattaya. Sebuah hotel yang menyatu dengan Terminal 21 Shopping Mall. Tempat ini baru diresmikan 2 tahun yang lalu, jadi masih baru. Hotel Grande Center Point yang mempunyai 32 lantai ini, mempunyai pemandangan yang indah langsung menuju ke arah laut Pattaya. Di setiap kamar hotel ini disediakan balkon berikut meja kursi santai untuk menyaksikan pemandangan ke pantai Pattaya.

Keesokan harinya, rombongan wartawan, dibawa melihat komunitas nelayan kepiting biru atau Community Blue Crab Bank di perkampungan nelayan wilayah Bangsaray. Pihak TAT sengaja membawa rombongan wartawan ke tempat ini guna memperlihatkan bagaimana para nelayan secara aktif dan mandiri memberikan perlindungan dan kelangsungan hidup bagi kepiting yang merupakan sumber mata pencaharian mereka di laut. Dimana mereka membangun semacam bank atau tempat untuk menetaskan telur-telur kepiting yang kemudian setelah cukup usia, mereka lepaskan ke laut.

Menurut Vice Presiden  Blue Crab Bank, Sakda Wannasart, awalnya nelayan disana mengalami penurunan hasil tangkapan kepiting yang sangat drastis. Akhirnya mereka pun mendirikan tempat penetasan telur agar kepiting kembali berkembang biak. Setiap kepiting yang ditangkap dan sedang bertelur maka akan dikarantina disini. Satu bulan ada jutaan telur kepiting yang diproduksi dan berhasil ditetaskan yang kemudian dilepas ke laut untuk menjadi kepiting dewasa. Kebetulan saat itu sedang dilakukan pelepasan hasil telur kepiting yang telah menetas ke laut. Para wartawan juga dibawa melihat pelabuhan dengan puluhan kapal-kapal penangkap kepiting yang pagi itu sedang bersandar. Sama halnya dengan menangkap ikan, menangkap kepiting juga dilakukan malam hari.

Destinasi selanjutnya adalah kawasan taman terluas di Asia Tenggara, Nong Nooch Garden. Riau Pos sebelumnya sudah pernah mengunjungi taman ini pada tahun 2009 lalu. Namun kini, Nong Nooch banyak berubah. Sebuah lokasi baru bernama Garden in the Sky atau taman tergantung telah dibangun. Layaknya sebuah taman di udara, tanaman disini selain ditanam di atas tanah juga tumbuh di atas tanah. Pada lantai dua diatas rangkaian besi, dibuat jalan setapak dengan tanaman di kanan kiri. Tak hanya memakai media tanah, tanaman disini ditanam secara tergantung di udara. Dengan tali-tali sling, bermacam tananam berbentuk hati atau lambang love berwarna pink, tergantung apik. Juga tanaman berbentuk bola  memenuhi udara.

Nong Nooch Garden berada di Provinsi Chonburi, Pattaya dengan luas 3.000 hektare. Ini adalah salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi saat ke Thailand dimana setiap harinya lebih 5 ribu wisatawan datang ke tempat ini. Disini tersedia taman yang luas dengan berbagai tema dengan 670 spesies mulai tumbuhan bonsai, palem, tanaman tropis hingga bermacam bunga, pertunjukan budaya, restoran, gedung pertunjukan dan bermacam patung binatang seluruh dunia hingga binatang purba seperti dinosaurus. Di taman yang sudah dibuka sejak 30 tahun lalu ini, pengunjung harus membeli tiket masuk seharga 500 baht (Rp240 ribu dengan kurs Rp481 per Baht) dan untuk yang full dipungut  800 baht (Rp384 ribu). Buka mulai pukul 8 pagi sampai 6 sore. Pengunjung harus menggunakan kendaraan khusus untuk mengelilingi kawasan ini karena sangat luas.

Ketika matahari sudah berada di atas kepala dan waktunya makan siang, kami dibawa ke lokasi Nong Nooch 2 yang penuh tananaman buah-buahan beserta patungnya. Kemudian diarahkan masuk ke restoran dan diberi pakaian layaknya chef. Kami dibawa ke dapur untuk memasak makanan yang akan kami makan. Semua bahan memasak sudah tersedia beserta kompor gas. Ditemani seorang chef professional, kami pun diajarkan memasak Tomyam, sup khas Thailand. Tidak sampai 5 menit, Tomyam ala kami pun sudah selesai dimasak. Lalu berlanjut ke kompor lainnya. Disini kami memasak mi goreng Patthai. Sejenis mi kwetiaw karena mie nya terbuat dari sagu. Hasil masakan kami dibawa ke meja makan dimana juga sudah tersedia menu makanan lainnya. Kami pun dengan lahap memakan hasil masakan ala chef dadakan.

Di dinding restoran penuh dengan gambar yang sudah pernah masak disini, termasuk Miss Universe 2018 yang ternyata sudah menjajalnya. Menurut pihak Nong Noch bahwa paket cookingclas ini sudah masuk dalam paket wisata. Disini pengunjung bisa ikut cookingclas hingga 80 orang.

Usai makan siang, perjalanan dilanjutkan ke pusat Kota Pattaya tepatnya ke lokasi Art in Paradise. Ini adalah lokasi untuk berfoto 3 dimensi. Kebetulan pada saat itu sedang libur sekolah sehingga ramai dengan anak sekolah yang datang berkunjung. Disini sebelum masuk, kami diminta mendownload aplikasi artinparadise di playstore. Gunanya adalah pada saat menggunakan aplikasi ini, di beberapa lokasi foto, saat diarahkan kamera hape maka gambarnya akan bergerak dan hidup. Sangat menarik melihat foto kita menjadi hidup dan seperti dalam sebuah video. Terdapat berbagai tempat yang bagus untuk foto tiga dimensi ini. Disarankan jika ke tempat ini jangan sendirian, harus minimal berdua karena akan ada orang yang memfoto kita di setiap objek yang semuanya menarik.

Lanjut ke tempat wisata lainnya, Dolphinarium, show ikan lumba-lumba. Ini adalah tempat terbaru yang dibangun tahun 2019. Kami langsung disambut Director of Sales- International, Kritapath Na Takuatoong. Kami diberi tempat khusus melihat show tanpa harus basah kena air. Pertunjukan lumba-lumba ini dilakukan langsung oleh para trainer dari negeri Eropa Timur. Seorang perempuan dan dua laki-laki beraksi dengan apik hingga membuat decak kagum penonton.

Dengan tiket masuk 600 baht (Rp288 ribu) untuk dewasa dan 400 baht (Rp192 ribu) untuk anak-anak, selama 50 menit mata tidak berkedip melihat aksi-aksi menakjubkan para lumba-lumba dan trainer. Mulai dari aksi lumba-lumba jalan di darat, atraksi diatas pentas hingga atraksi air. Dengan melesat cepat lumba-lumba meloncat ke udara melewati lingkaran setinggi enam meter diatasnya. Bahkan lumba-lumba membawa trainer ikut meloncat ke dalam lingkaran tersebut. Yang sangat menarik adalah atraksi balet sang trainer perempuan yang tiba-tiba muncul dari dalam kolam dan meliuk-liuk diatas air serta berdiri di moncong lumba-lumba. Atraksi balet ini membuat decak kagum dan tepuk tangah meriah penonton.

Lumba-lumba juga pintar melukis dan secara bergiliran mereka memberi warna pada media kertas yang sudah dipersiapkan. Hasilnya jadilah gambar lukisan pantai di senja hari yang kemudian dilelang dan berhasil didapatkan teman wartawan dari Sumatera Selatan. Usai pertunjukan, kami diajak melihat ke belakang panggung dimana ada tempat yang disediakan untuk berenang dengan 2 lumba-lumba yang dipungut biaya 5.000 baht (Rp2.400.000). Pertunjukkan yang sangat menarik bagi turis terutama bagi anak-anak. (bersambung)