Rabu, 20 Agustus 2008

akikah


My son, Rakha Rizqullah Syauqi


Menangis terharu


Potong rambut


Berdoa

Digendong tante jum


Grup rebana nenek Rakha beraksi


makanan akikah

Anak Mahal


SIAPA yang tak bahagia mempunyai anak. Orang yang bodoh dan terkutuklah yang tak mensyukuri karunia berupa anak yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dulu sebelum mempunyai anak, saya selalu emosi jika melihat berita di televisi dan surat kabar ada orang tua yang dengan tega membuang bahkan membunuh anak mereka. Orang tua itu dalam pandangan saya telah berubah menjadi iblis dan setan yang berwujud manusia. Mengingat begitu banyak pasangan suami istri yang saat ini belum dikaruniai anak.

Di kantor saya saja, jika dihitung, ada sekitar kurang lebih delapan orang yang saat ini belum diberikan amanah memomong bayi. Ada yang telah kawin hampir sepuluh tahun, tapi nampaknya harus bersabar karena tak juga memperoleh sang buah hati. Bahkan banyak yang telah berobat kesana-kemari hingga ke luar negeri, tapi belum juga menampakkan hasil. Belum rezeki nampaknya. Memang memiliki anak merupakan misteri dan hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya.

Saya juga merasakan episode mendebarkan dalam memperoleh anak. Semua ujian saya hadapi dengan tabah. Namun saya yakin, jika tuhan berkehendak maka saya pasti akan mempunyai anak. Namun saya tak melulu hanya berharap dan berdoa, saya juga berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Tentunya dengan jalan berobat. Alhamdulliah, anak kami, Rakha, lahir dengan selamat. Kini tinggal bagaimana saya menjaga rahmat yang telah diberikan dan mempersiapkan yang terbaik bagi anak kami.

Sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW bahwa seorang anak jiwanya akan tergadai jika belum di akikahkan. Sebelumnya, istri saya sempat menyampaikan nazar bahwa jika anak kami lahir maka akan segera diakikahkan. Bahkan ia berkeras mengatakan kepada saya bahwa akikah tak akan sah jika tidak dilakukan sebelum bayi berumur 28 hari. Saya pun sempat mengatakan bahwa batalkan saja nazar itu, karena nanti akan berdosa jika tidak terlaksana. Mengingat bayi kami akan dilahirkan secara operasi caesar dan memerlukan biaya besar.

Namun Alhamdulliah, akhirnya acara akikah anak kami dapat terlaksana juga. Tepat enam bulan kelahirannya, 10 Agustus lalu, acara kami lakukan di rumah. Dua ekor kambing pun menjadi santapan para tamu. Karena tak ada yang bisa masak, maka semua masakan termasuk nasi dan kambingnya kami pesan saja di rumah makan. Menjelang masuk Zuhur, acara prosesi akikah pun dimulai. Doa-doa pun dibacakan ustad agar anak kami menjadi anak yang soleh dan dirahmati oleh Allah serta berguna bagi semuanya.

Guna memeriahkan acara, maka gurp rebana neneknya pun diundang guna memeriahkan suasana. Marhaban pun berkumandang saat dilakuakan acara potong rambutnya oleh kakek dan neneknya, kami para orang tua serta tetangga. Beruntung anak kami memiliki rambut yang lebat. Kalau tidak, bisa botak jadinya. Walaupun mengeluarkan biaya yang tak sedikit, namun kami merasa senang dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.***